'/> Makalah Taktik Pembelajaran Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan

Info Populer 2022

Makalah Taktik Pembelajaran Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan

Makalah Taktik Pembelajaran Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
Makalah Taktik Pembelajaran Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  LATAR BELAKANG
Salah satu faktor yang sangat strategis dan substansial dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa ialah pendidikan. Pada ketika ini pendidikan menjadi fenomena permasalahan yang sangat penting di Indonesia. Hal ini dilihat dari keadaan SDM di bangsa Indonesia yang kurang siap menghadapi millennium goals, masa globalisasi, dan masa informasi, berdasarkan Pikiran Rakyat tahun 2006 menyatakan bahwa di tingkat dunia Indonesia termasuk Negara penghutang (dudang keringtor) nomor 6, Negara terkorup nomor 3, peringkat SDM ke 112 dari 127 negara, dengan penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 30% dan pengangguran terbuka mencapai 12 juta (Mulyasa, 2007:3). Sehingga banyak sekali upaya perbaikan ditempuh sebagai berharap bagi pembaruan pemikiran pendidikan Indonesia yang ludang keringh bermutu dan kompetitif sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.( Hidayati, 2009)
Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara sedikit demi sedikit dan berkesinambungan pada banyak sekali komponen pendidikan antara lain ialah menyempurnakan kurikulum, dan memakai model pembelajaran, serta materi bimbing yang tepat. Pembaruan dalam bidang kurikulum yang telah dilakukan pemerintah ialah penyempurnaan kurikulum 1994 yang cenderung berpusat pada siswa menjadi konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi, kemudian dilakukan perbaikan lagi terhadap KBK menjadi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ialah “kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan” (BSNP, 2006:5).
Belajar mengajar ialah suatu kegiatan yang berpenilaian edukaif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang berpenilaian edukatif dikarenakan kegiatan berguru mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang tela dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannyan secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran (Djamarah, 2002). Untuk itulah maka dalam makalah ini penulis akan membahas wacana materi bimbing yang merupakan potongan yang tidak terpisahkan dari hasil perencanaan seorang guru sebelum mengajar di kelas.

1.2.  PERMASALAHAN
Dari latar belakang diatas maka sanggup disimpulkan beberapa pokok permasalahan dalam makalah ini yaitu :
1.   Apakah pengertian seni administrasi pembelajaran ?
2.   Apa pengertian Bahan Ajar ?
3.   Bagaimana prinsip-prinsip pemilihan materi bimbing ?
4.   Bagaimana menentukan langkah-langkah pembuatan materi bimbing ?
5.   Bagaimana menentukan cakupan urutan materi bimbing ?
6.   Bagaimana penerapan Strategi penyampaian materi bimbing fakta pada pelajaran sejarah ?

1.3.  TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengkaji ludang keringh dalam mengenai materi ajar. Dengan kajian ini diharapkan mahasiswa sebagai calon pendidik bisa melaksanakan pengembangan materi bimbing sesuai dengan spesifikasi mata pelajaran yang diasuhnya.

1.4.  MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah  ini ialah sebagai memberikankut :
1.   Bagi guru sebagai sumber informasi wacana akibattivitas penggunaan seni administrasi penyampaian materi bimbing fakta pada pelajaran sejarah.
2.   Bagi  sekolah  sebagai  bahan  masukan  dalam  upaya  untuk  meningkatkan kualitas hasil berguru peserta didiknya, terutama dalam pelajaran sejarah.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   Pengertian Strategi Pembelajaran
Kompetensi Supervisi Aksejukik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pengawas satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan pengawas dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah/satuan pendidikan. Secara spesifik pengawas satuan pendidikan harus mempunyai kemampuan untuk membantu guru dalam menyebarkan seni administrasi pembelajaran, serta sanggup menentukan seni administrasi yang sempurna dalam kegiatan pembelajaran.
Strategi merupakan perjuangan untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan seni administrasi sanggup diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran sanggup diartikan sebagai perencanaan yang memberikansi wacana rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan planning tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan banyak sekali sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini ialah tujuan pembelajaran.
Pada mulanya istilah seni administrasi banyak dipakai dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah seni administrasi banyak dipakai dalam banyak sekali bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan laba dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu seni administrasi dalam mencapai tujuannya itu, seorang instruktur akan tim basket akan menentukan seni administrasi yang dianggap sempurna untuk sanggup memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu seni administrasi semoga hasil berguru siswanya mendapat prestasi yang terbaik.
Strategi pembelajaran ialah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa semoga tujuan pembelajaran sanggup dicapai secara akibattif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa seni administrasi pembelajaran ialah suatu set materi dan mekanisme pembelajaran yang dipakai secara bahu-membahu untuk menjadikan hasil berguru pada siswa.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang seorang guru, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis seni administrasi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) seni administrasi pengorganisasian pembelajaran, (b) seni administrasi penyampaian pembelajaran, dan (c) seni administrasi pengelolaan pembelajaran.
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan seni administrasi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk menciptakan urutan dan mensintesis fakta, konsep, mekanisme dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, ludang keringh lanjut dibedaka  menjadi dua jenis, yaitu seni administrasi mikro dan seni administrasi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau mekanisme atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan ludang keringh dari satu konsep atau mekanisme atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, menciptakan sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang diharapkan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep mekanisme atau prinsip. Pembauatn rangkuman mengacu kepada keputusan wacana bagaimana cara melaksanakan tinjauan ulang konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran.
Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variable metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi seni administrasi penyampaian pembelajaran adalah: (1) memberikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diharapkan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja.
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan wacana seni administrasi pengorganisasian dan seni administrasi penyampaian mana yang dipakai selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) pembagian terstruktur mengenai penting variabel seni administrasi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan berguru siswa, dan motivasi.
2.2.  Pengertian materi bimbing
Bahan bimbing merupakan informasi, alat dan teks yang diharapkan guru/seorang guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan bimbing ialah segala bentuk materi yang dipakai untuk membantu guru/ seorang guru dalam melaksanakan kegiatan berguru mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud sanggup berupa materi tertulis maupun materi tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).
Bahan bimbing ialah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Bahan bimbing atau materi pembelajaran (instructional materials) ialah pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai sesuai ketentuan kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan perilaku atau penilaian.

2.3.  Prinsip-prinsip dalam menentukan materi ajar
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan mempunyai keterkaitan dengan pencapaian sesuai ketentuan kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara materi bimbing dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka materi bimbing yang harus diajarkan juga harus mencakup empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi dihentikan terlalu sedikit, dan dihentikan terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai sesuai ketentuan kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, bila terlalu banyak akan memmenghilangkan-menghilangkan waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

2.4. Langkah-langkah dalam menentukan materi ajar
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya memberikansikan materi atau materi bimbing yang benar-benar menunjang tercapainya sesuai ketentuan kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan materi bimbing mencakup :
a.       mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam sesuai ketentuan kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi contoh atau referensi pemilihan materi ajar,
b.      mengidentifikasi jenis-jenis materi materi ajar,
c.       memilih materi bimbing yang sesuai atau relevan dengan sesuai ketentuan kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan
d.      memilih sumber materi ajar. Secara tidak ada yang kurang, langkah-langkah pemilihan materi bimbing sanggup dijelaskan sebagai memberikankut:
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam sesuai ketentuan kompetensi dan kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terludang keringh berlalu dan silam perlu diidentifikasi aspek-aspek sesuai ketentuan kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, alasannya ialah setiap aspek sesuai ketentuan kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan banyak sekali jenis aspek sesuai ketentuan kompetensi, materi pembelajaran juga sanggup dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci sanggup dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan mekanisme (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta ialah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, insiden sejarah, nama potongan atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa bukti, rumus, postulat adagium, pemikiran, teorema.Materi jenis mekanisme berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, contohnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemmemberikanan respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan pepenilaianan. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
Memilih jenis materi yang sesuai dengan sesuai ketentuan kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau adonan ludang keringh daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapat kememperringan dan sepelean dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah memberikankutnya ialah menentukan jenis materi tersebut yang sesuai dengan sesuai ketentuan kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan seni administrasi pembelajaran atau metode, media, dan sistem memperbaiki/pepenilaianan yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan ialah dengan memakai “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan mekanisme ialah “demonstrasi”.
Memilih sumber materi ajar.Setelah jenias materi ditentukan langkah memberikankutnya ialah menentukan sumber materi ajar. Materi pembelajaran atau materi bimbing sanggup kita temukan dari banyak sekali sumber menyerupai buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.


2.5.  Menentukan cakupan dan urutan materi ajar
a. Menentukan cakupan materi ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu dipakai dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip memberikankutnya ialah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh pelajar dan siswa terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
b. Menentukan urutan materi bimbing
Urutan penyajian (sequencing) materi bimbing sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, bila di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai korelasi yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami ketidak ringan dan sepelean mempelajari perkalian bila materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan mengalami ketidak ringan dan sepelean membagi bila materi pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya sanggup diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari berlalu dan silam sebagai prasyarat untuk mempelajari materi memberikankutnya.
2.6.  Penerapan seni administrasi penyampaian materi bimbing fakta dengan materi  Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
1. SAJIAN MATERI
A. Masa pra aksara.
zaman kadab insan belum mengenal goresan pena disebut dengan masa prasejarah atau praaksara. Zaman prasejarah berlangsung semenjak insan ada hingga insan mengenal tulisan.
Tradisi dalam kehidupan masyarakat.
Sejarah ialah pengalaman kehidupan insan dimasa lampau. Salah satu fungsi sejarah ialah untuk memmemberikankan bukti diri kepada masyarakatnya.  Seperti budaya, norma-norma, dan adat istiadatnya. Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan  (praaksara), dongeng sejarah disebarluaskan secara verbal sehingga menjadi dari potongan tradisi lisan  mereka. Berikut citra singkat mengenai kehidupan masyarakat pada masa praaksara.
a. Organisasi social.
Manusia memerlukan orang lain atau masyarakat untuk sanggup memnuhi kebutuhan hidupnya. Pola hidup gotong royong suatu kelompok suku sudah  terjalin dengan baik.
b. system kepercayaan
pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, system kepercayaan masyarkat Indonesia dimulai. Hal ini dibuktikan dengan inovasi lukisan-lukisan pada dinding gua di sulawesi selaatan. Pada masa perundagian kepercayaan terhadap roh nenek moyang makin berpengaruh dengan makin komplesknya  bentuk upacara-upacara penghormatan, sesaji dan penguburan.
c. Sistem kemasyarakatan.
 Kadab insan bercocok tanam dan jumlahnya bertambah besar, system  kemasyarakatan   mulai tumbuh.
d. system ekonomi.
Hubungan perdagangan pada ketika itu ialah system tukar barang yait petukaran barang dengan barang lain.
e. Ilmu pengetahuan.
 Masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan dan tekhnologi sebelum masuknya efek hindu-budha. Masyarakat telah memanfaatkan angina muson sebagai tenaga pelopor dalam acara pelayaran dan perdagangan, juga mengenal ilmu perbintangan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran atau petunjuk waktu pada pertanian.
2. BANTUAN UNTUK MENGHAFAL
Pemmemberikanan dukungan untuk menghafap bagi peserta didik dalam pelajaran ini yaitu dengan memakai cara memberikanpikir: apa sejarah.. bagaiamana sejarah.. dan lain sebagainya.
3. MEMBERIKAN LATIHAN
Pertama-tama pelajar dan siswa diminta menghafal dengan kalimat sendiri (hafal parafrase) Kemudian pelajar dan siswa diminta memmemberikankan contoh tradisi masyarakat pada praaksara.
4. UMPAN BALIK
Guru memmemberikankan informasi wacana tradisi masyarakat pada praaksara dan peserta didik di minta untuk menyebutkan tradisi apa  saja yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada masa praaksara.
5. PEMBERIAN TES
 guru memmemberikankan tes berupa pertanyaan kepada peserta didik yang berkaitan dengan materi tradisi masyarakat Indonesia pada masa praaksara.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN  
Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa dalam mengciptaan, menata, dan mengorganisasi pembelajaran sehingga memungkinkan insiden berguru terjadi dalam rangka mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran sangat diharapkan untuk memandu proses berguru secara akibattif. Model pembelajaran yang akibattif ialah model pembelajaran yang mempunyai landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif, berorientasi kekinian, mempunyai sintak pembelajaran yang sedehana, memperringan dan sepele dilakukan, sanggup mencapai tujuan dan hasil berguru yang disasar. Model pembelajaran yang sanggup diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas koheren dengan hakikat pendidikan bidang studi tersebut. Namun, secara filosofis tujuan pembelajaran ialah untuk memfasilitasi siswa dalam penumbuhan dan pengembangan kesadaran belajar, sehingga bisa melaksanakan olah pikir, rasa, dan raga dalam memecahkan duduk masalah kehidupan di dunia nyata. Model-model pembelajaran yang sanggup mengakomodasikan tujuan tersebut ialah yang berlandaskan pada pemikiran konstruktivistik sebagai pemikiran alternatif. Model problem solving and reasoning, model inquiry training, model problembased instruction, model conceptual change instruction, model group investigation, dan masih banyak lagi model-model yang lain yang berlandaskan pemikiran konstruktivistik, ialah model-model pembelajaran alternatif yang sesuai dengan hakikat pembelajaran humanis populis.






Advertisement

Iklan Sidebar