'/> Pengenalan Internet (Materi Tik)

Info Populer 2022

Pengenalan Internet (Materi Tik)

Pengenalan Internet (Materi Tik)
Pengenalan Internet (Materi Tik)
Pengertian Internet
Internet (Inter-Network) ialah sebutan untuk sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akdingin dan damaiik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan susukan untuk layanan telekomnunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet mencakup komunikasi pribadi (email, chat), diskusi (Usenet News, email, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher), remote login dan kemudian lintas file (Telnet, FTP), dan aneka layanan lainnya.
Jaringan yang membentuk internet bekerja menurut suatu set protokol sesuai ketentuan yang digunakan untuk menghubungkan jaringan komputer dan mengalamati kemudian lintas dalam jaringan. Protokol ini mengatur format data yang diijinkan, penanganan kesalahan (error handling), kemudian lintas pesan, dan sesuai ketentuan komunikasi lainnya. Protokol sesuai ketentuan pada internet dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Protokol ini mempunyai kemampuan untuk bekerja diatas segala jenis komputer, tanpa terpengaruh oleh perbedaan perangkat keras maupun sistem operasi yang digunakan.
Sebuah sistem komputer yang terhubung secara pribadi ke jaringan mempunyai nama domain dan alamat IP (Internet Protocol) dalam bentuk numerik dengan format tertentu sebagai pengenal. Internet juga mempunyai gateway ke jaringan dan layanan yang berbasis protokol lainnya.

Sejarah Internet
Cikal bakal jaringan Internet yang kita kenal ketika ini pertama kali dikembangkan tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan nama ARPAnet (US Defense Advanced Research Projects Agency). ARPAnet dibangun dengan target untuk menciptakan suatu jaringan komputer yang tersebar untuk menghindari pemusatan informasi di satu titik yang dipandang rawan untuk dihancurkan apabila terjadi peperangan. Dengan cara ini diharapkan apabila satu bab dari jaringan terputus, maka jalur yang melalui jaringan tersebut sanggup secara otomatis dipindahkan ke saluran lainnya.
Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap sanggup dilakukan. Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tapi lama-kelamaan disebut sebagai Internet saja. Sesudahnya, internet mulai digunakan untuk kepentingan akdingin dan damaiis dengan menghubungkan beberapa perguruan tinggi tinggi, masing-masing UCLA, University of California at Santa Barbara, University of Utah, dan Stanford Research Institute. Ini disusul dengan dibukanya layanan Usenet dan Bitnet yang memungkinkan internet diakses melalui sarana komputer pribadi (PC). Berkutnya, protokol sesuai ketentuan TCP/IP mulai diperkenalkan pada tahun 1982, disusul dengan penggunaan sistem DNS (Domain Name Service) pada 1984.
Di tahun 1986 lahir National Science Foundation Network (NSFNET), yang menghubungkan para periset di seluruh negeri dengan 5 buah sentra super komputer. Jaringan ini kemudian berkembang untuk menghubungkan banyak sekali jaringan akdingin dan damaiis lainnya yang terdiri atas universitas dan konsorsium-konsorsium riset. NSFNET kemudian mulai menggantikan ARPANET sebagai jaringan riset utama di Amerika hingga pada bulan Maret 1990 ARPANET secara resmi dibubarkan. Pada ketika NSFNET dibangun, banyak sekali jaringan internasional didirikan dan dihubungkan ke NSFNET. Australia, negara-negara Skandinavia, Inggris, Perancis, jerman, Kanada dan Jepang segera bergabung kedalam jaringan ini.
Pada awalnya, internet hanya mengatakan layanan berbasis teks, mencakup remote access, email/messaging, maupun diskusi melalui newsgroup (Usenet). Layanan berbasis grafis ibarat World Wide Web (WWW) ketika itu masih belum ada. Yang ada hanyalah layanan yang disebut Gopher yang dalam beberapa hal ibarat mirip web yang kita kenal ketika ini, kecuali sistem kerjanya yang masih berbasis teks. Kemajuan berarti dicapai pada tahun 1990 knorma dan sopan santun World Wide Web mulai dikembangkan oleh CERN (Laboratorium Fisika Partikel di Swiss) menurut proposal yang dibentuk oleh Tim Berners-Lee. Namun demikian, WWW browser yang pertama gres lahir dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1992 dengan nama Viola. Viola diluncurkan oleh Pei Wei dan didistribusikan bersama CERN WWW. Tentu saja web browser yang pertama ini masih sangat sederhana, tidak secanggih browser modern yang kita gunakan ketika ini.
Terobosan berarti lainnya terjadi pada 1993 knorma dan sopan santun InterNIC didirikan untuk menjalankan layanan registrasi domain. Bersamaan dengan itu, Gedung Putih (White House) mulai online di Internet dan pemerintah Amerika Serikat meloloskan National Information Infrastructure Act. Penggunaan internet secara komersial dimulai pada 1994 dipelopori oleh perusahaan Pizza Hut, dan Internet Banking pertama kali diaplikasikan oleh First Virtual. Setahun kemudian, Compuserve, America Online, dan Prodigy mulai memmemberikankan layanan susukan ke Internet bagi masyarakat umum.
Sementara itu, kita di Indonesia gres bisa menikmati layanan Internet komersial pada sekitar tahun 1994. Sebelumnya, beberapa perguruan tinggi tinggi ibarat Universitas Indonesia telah terludang kecepeh berlalu dan silam tersambung dengan jaringan internet melalui gateway yang menghubungkan universitas dengan network di luar negeri.

Tersambung ke Internet
Untuk tersambung ke jaringan internet, pengguna harus memakai layanan khsus yang disebut ISP (Internet Service Provider). Media yang umum digunakan ialah melalui saluran telepon (dikenal sebagai PPP, Point to Point Protocol). Pengguna memanfaatkan komputer yang ditidak ada yang kurangi dengan modem (modultor and demodulator) untuk melaksanakan dialup ke server milik ISP. Begitu tersambung ke server ISP, komputer si pengguna sudah siap digunakan untuk mengakses jaringan internet. Pelanggan akan dibebani biaya pulsa telepon plus layanan ISP yang jumlahnya bervariasi tergantung lamanya koneksi.
Saluran telepon via modem bukan satu-satunya cara untuk tersambung ke layanan internet. Sambungan juga sanggup dilakukan melalui saluran dedicated line seperti ISDN (Integrated System Digital Network) dan ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line), maupun via satelit melalui VSAT (Very Small Aperture Terminal). Sayangnya, alternatif­alterantif ini terhitung cukup mahal untuk ukuran pelanggan perorangan.
Dewasa ini, saluran-saluran alternatif untuk susukan internet yang ludang kecepeh terjangkau masih terus dikembangkan. Diantara alternatif yang tersedia ialah melalui gelombang radio (radio modem), maupun lewat saluran TV kabel yang ketika ini sedang marak. Alternatif lain yang ketika ini sedang dikaji ialah dengan menumpangkan aliran data pada saluran kabel listrik PLN (dikenal dengan istilah PLC, Power Line Communication). Di Indonesia, teknologi ini sedang diuji cobakan oleh PLN di Jakarta, sementara di negara­negara maju konon sudah mulai dimasyarakatkan.
Belakangan, internet juga dikembangkan untuk aplikasi wireless (tanpa kabel) dengan memanfaatkan telepon seluler. Untuk ini digunakan protokol WAP (Wireless Aplication Protocol). WAP merupakan hasil kerjasama antar industri untuk menciptakan sebuah sesuai ketentuan yang terbuka (open sesuai ketentuand) yang berbasis pada sesuai ketentuan Internet, dan beberapa protokol yang sudah dioptimasi untuk lingkungan wireless. WAP bekerja dalam modus teks dengan kecepatan sekitar 9,6 kbps.
Selain WAP, juga dikembangkan GPRS (General Packet Radio Service) sebagai salah satu sesuai ketentuan komunikasi wireless. Dibandingkan dengan protokol WAP, GPRS mempunyai keludang kecepehan dalam kecepatannya yang sanggup mencapai 115 kbps dan adanya proteksi aplikasi yang ludang kecepeh luas, termasuk aplikasi grafis dan multimedia.

Aplikasi Internet
Internet bahwasanya mengacu kepada istilah untuk menyebut sebuah jaringan, bukannya suatu aplikasi tertentu. Karenanya, internet tidaklah mempunyai manfaat apa-apa tanpa adanya aplikasi yang sesuai. Internet menyediakan bermacam-macam aplikasi yang sanggup digunakan untuk banyak sekali keperluan. Setiap aplikasi berjalan diatas sebuah protokol tertentu. Istilah "protokol" di internet mengacu pada satu set aturan yang mengatur bagaimana sebuah aplikasi berkomunikasi dalam suatu jaringan. Sedangkan software aplikasi yang berjalan diatas sebuah protokol disebut sebagai aplikasi client. Di bab ini, kita akan berkenalan secara sepintas dengan aplikasi-aplikasi yang paling sering dimanfaatkan oleh pengguna internet.

WWW (World Wide Web)
Dewasa ini, WWW atau yang sering disebut sebagai "web" saja ialah merupakan aplikasi internet yang paling populer. Demikian populernya hingga banyak orang yang keliru mengserupakan web dengan internet.
Secara teknis, web ialah sebuah sistem dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam sebuah internet webserver dipresentasikan dalam bentuk hypertext. Informasi di web dalam bentuk teks umumnya ditulis dalam format HTML (Hypertext Markup Language). Informasi lainnya disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPG, PNG), bunyi (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya (seperti MIDI, Shockwave, Quicktime Movie, 3D World).
Web sanggup diakses oleh perangkat lunak web client yang secara terkenal disebut sebagai browser. Browser membaca halaman-halaman web yang tersimpan dalam webserver melalui protokol yang disebut HTTP (Hypertext Transfer Protocol). Dewasa ini, tersedia bermacam-macam perangkat lunak browser. Beberapa diantaranya cukup terkenal dan digunakan secara meluas, contohnya ibarat Microsoft Internet Explorer, Netscape Navigator, maupun Opera, namun ada juga beberapa produk browser yang kurang dikenal dan hanya digunakan di lingkungan yang terbatas.
Sebagai dokumen hypertext, dokumen-dokumen di web sanggup mempunyai link (sambungan) dengan dokumen lain, baik yang tersimpan dalam webserver yang sama maupun di webserver lainnya. Link mememperringan dan sepelekan para pengakses web berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya, dan "berkelana" dari satu server ke server lain. Kegiatan penelusuran halaman web ini biasa diistilahkan sebagai browsing, ada juga yang menyebutnya sebagai surfing (berselancar).
Seiring dengan semakin berkembangnya jaringan internet di seluruh dunia, maka jumlah situs web yang tersedia juga semakin meningkat. Hingga ketika ini, jumlah halaman web yang bisa diakses melalui internet telah mencapai angka miliaran. Untuk mememperringan dan sepelekan penelusuran halaman web, terutama untuk menemukan halaman yang memuat topik­topik yang spesifik, maka para pengakses web sanggup memakai suatu search engine (mesin pencari). Penelusuran menurut search engine dilakukan menurut kata kunci (keyword) yang kemudian akan dicocokkan oleh search engine dengan database (basis data) miliknya. Dewasa ini, search engine yang sering digunakan antara lain ialah Google (www.google.com) dan Yahoo (www.yahoo.com).

Electronic Mail/Email/Messaging
Email atau kalau dalam istilah Indonesia, surat elektronik, ialah aplikasi yang memungkinkan para pengguna internet untuk saling berkirim pesan melalui alamat elektronik di internet. Para pengguna email memilki sebuah mailbox (kotak surat) elektronik yang tersimpan dalam suatu mailserver. Suatu Mailbox memiliki sebuah alamat sebagai pengenal biar sanggup bekerjasama dengan mailbox lainnya, baik dalam bentuk penerimaan maupun pengiriman pesan. Pesan yang diterima akan ditampung dalam mailbox, selanjutnya pemilik mailbox sewaktu-waktu sanggup mengecek isinya, mentpendapat pesan, menghapus, atau menyunting dan mengirimkan pesan email.
Layanan email biasanya dikelompokkan dalam dua basis, yaitu email berbasis client dan email berbasis web. Bagi pengguna email berbasis client, aktifitas per-emailan dilakukan dengan memakai perangkat lunak email client, contohnya Eudora atau Outlook Express. Perangkat lunak ini menyediakan fungsi-fungsi penyuntingan dan pembacaan email secara offline (tidak tersambung ke internet), dengan demikian, biaya koneksi ke internet sanggup dihemat. Koneksi hanya diharapkan untuk melaksanakan pengiriman (send) atau mendapatkan (recieve) email dari mailbox.
Sebaliknya, bagi pengguna email berbasis web, seluruh acara per-emailan harus dilakukan melalui suatu situs web. Dengan demikian, untuk menggunakannya haruslah dalam keadaan online. Alamat email dari ISP (Internet Service Provider) umumnya berbasis client, sedangkan email berbasis web biasanya disediakan oleh penyelenggara layanan email gratis ibarat Hotmail (www.hotmail.com) atau YahooMail (mail.yahoo.com).
Beberapa pengguna email sanggup membentuk kelompok tersendiri yang diwakili oleh sebuah alamat email. Setiap email yang ditujukan ke alamat email kelompok akan secara otomatis diteruskan ke alamat email seluruh anggotanya. Kelompok semacam ini disebut sebagai milis (mailing list). Sebuah milis didirikan atas dasar kesamaan minat atau kepentingan dan biasanya dimanfaatkan untuk keperluan diskusi atau pertukaran informasi diantara para anggotanya. Saat ini, salah satu server milis yang cukup banyak digunakan ialah Yahoogroups
(www.yahoogroups.com).
Pada mulanya sistem email hanya sanggup digunakan untuk mengirim informasi dalam bentuk teks sesuai ketentuan (dikenal sebagai ASCII, American Standard Code for Information Interchange). Saat itu sukar untuk mengirimkan data yang berupa berkas non-teks (dikenal sebagai file binary). Cara yang umum dilakukan kala itu ialah dengan memakai jadwal uuencode untuk mengubah berkas binary tersebut menjadi berkas ASCII, kemudian gres dikirimkan melalui e-mail. Di tempat tujuan, proses sebaliknya dilakukan. Berkas ASCII tersebut diubah kembali ke berkas binary dengan memakai jadwal uudecode. Cara ini tentunya terlalu kompleks lantaran tidak terintegrasi dengan sistem email.
Belakangan dikembangkan sesuai ketentuan gres yang disebut MIME (Multipurpose Internet Mail Extensions). Standar ini diciptakan untuk mempermemperringan dan sepele pengiriman berkas dengan melalui attachment (lampiran). MIME juga memungkinkan sebuah pesan dikirimkan dalam banyak sekali variasi jenis huruf, warna, maupun elemen grafis. Walaupun nampak menarik, penggunaan MIME akan membengkakkan ukuran pesan email yang dikirimkan.
Hal ini terang akan memperlambat waktu yang dibutuhkan untuk mengirim maupun mendapatkan pesan. Dalam hal ini, ada anjuran biar sedapat mungkin memakai format teks sesuai ketentuan dalam penyuntingan email. Gunakan MIME hanya untuk pesan-pesan tertentu yang memang membutuhkan tampilan yang ludang kecepeh kompleks.

File Transfer
Fasilitas ini memungkinkan para pengguna internet untuk melaksanakan pengiriman (upload) atau menyalin (download) sebuah file antara komputer lokal dengan komputer lain yang terhubung dalam jaringan internet. Protokol sesuai ketentuan yang digunakan untuk keperluan ini disebut sebagai File Transfer Protocol (FTP)
FTP umumnya dimanfaatkan sebagai sarana pendukung untuk kepentingan pertukaran maupun penyebarluasan sebuah file melalui jaringan internet. FTP juga dimanfaatkan untuk melaksanakan prose upload suatu halaman web ke webserver agar sanggup diakses oleh pengguna internet lainnya.
Secara teknis, aplikasi FTP disebut sebagai FTP client, dan yang terkenal digunakan ketika ini antara lain ialah Cute FTP dan WS_FTP, Aplikasi-aplikasi ini umumnya dimanfaatkan untuk transaksi FTP yang bersifat dua arah (active FTP). Modus ini memungkinkan pengguna untuk melaksanakan baik proses upload maupun proses download. Tidak tiruana tiruana server FTP sanggup diakses dalam modus active. Untuk mencegah penyalahgunaan--yang sanggup berakibat fatal bagi sebuah server FTP--maka pengguna FTP untuk modus active harus mempunyai hak susukan untuk mengirimkan file ke sebuah server FTP. Hak susukan tersebut berupa sebuah login name dan password sebagai kunci untuk memasuki sebuah sistem FTP server. Untuk modus passive, selama memang tidak ada restriksi dari pengelola server, umumnya sanggup dilakukan oleh tiruana pengguna dengan modus anonymous login (log in secara anonim). Kegiatan mendownload software dari Internet misalnya, juga sanggup digolongkan sebagai passive FTP.

Remote Login
Layanan remote login mengacu pada jadwal atau protokol yang menyediakan fungsi yang memungkinkan seorang pengguna internet untuk mengakses (login) ke sebuah terminal (remote host) dalam lingkungan jaringan internet. Dengan memanfaatkan remote login, seorang pengguna internet sanggup mengoperasikan sebuah host dari jarak jauh tanpa harus secara fisik berhadapan dengan host bersangkutan. Dari sana ia sanggup melaksanakan pemeliharaan (maintenance), menjalankan sebuah jadwal atau malahan menginstall jadwal gres di remote host.
Protokol yang umum digunakan untuk keperluan remote login ialah Telnet (Telecommunications Network). Telnet dikembangkan sebagai suatu metode yang memungkinkan sebuah terminal mengakses resource milik terminal lainnya (termasuk hard disk dan program-program yang terinstall didalamnya) dengan cara membangun link melalui saluran komunikasi yang ada, ibarat modem atau network adapter. Dalam hal ini, protokol Telnet harus bisa menjembatani perbedaan antar terminal, ibarat tipe komputer maupun sistem operasi yang digunakan.
Aplikasi Telnet umumnya digunakan oleh pengguna teknis di internet. Dengan memanfaatkan Telnet, seorang eksekutif sistem sanggup terus memegang kendali atas sistem yang ia operasikan tanpa harus mengakses sistem secara fisik, bahkan tanpa terrintangan oleh batasan geografis.
Namun demikian, penggunaan remote login, khususnya Telnet, bahwasanya mengandung resiko, terutama dari tangan-tangan jahil yang banyak berkeliaran di internet. Dengan memonitor kemudian lintas data dari penggunaan Telnet, para cracker dapat memperoleh banyak informasi dari sebuah host, dan bahkan mencuri data-data penting sepert login name dan password untuk mengakses ke sebuah host. Kalau sudah begini, memperringan dan sepele saja bagi mereka-mereka ini untuk mengambil alih sebuah host. Untuk memperkecil resiko ini, maka telah dikembangkan protokol SSH (secure shell) untuk menggantikan Telnet dalam melaksanakan remote login. Dengan memanfaatkan SSH, maka paket data antar host akan dienkripsi (diacak) sehingga apabila "disadap" tidak akan menghasilkan informasi yang berarti bagi pelakunya.

IRC (Internet Relay Chat)
Layanan IRC, atau biasa disebut sebagai "chat" saja ialah sebuah bentuk komunikasi di intenet yang memakai sarana baris-baris goresan pena yang diketikkan melalui keyboard. Dalam sebuah sesi chat, komnunikasi terjalin melalui saling bertukar pesan-pesan singkat. acara ini disebut chatting dan pelakunya disebut sebagai chatter. Para chatter dapat saling berkomunikasi secara berkelompok dalam suatu chat room dengan membicarakan topik tertentu atau berpindah ke modus private untuk mengobrol berdua saja dengan chatter lain. Kegiatan chatting membutuhkan software yang disebut IRC Client, diantaranya yang paling terkenal ialah software mIRC.
Ada juga beberapa variasi lain dari IRC, contohnya apa yang dikenal sebagai MUD (Multi-User Dungeon atau Multi-User Dimension). Berbeda dengan IRC yang hanya menampung obrolan, aplikasi pada MUD jauh ludang kecepeh fleksibel dan luas. MUD ludang kecepeh ibarat mirip sebuah dunia virtual (virtual world) dimana para penggunanya sanggup saling memberikannteraksi ibarat halnya pada dunia nyata, contohnya dengan melaksanakan acara tukar menukar file atau meninggalkan pesan. Karenanya, selain untuk bersenang-senang, MUD juga sering digunakan oleh komunitas ilmiah serta untuk kepentingan pendidikan (misalnya untuk memfasilitasi acara kuliah jarak jauh).
Belakangan, dengan semakin tingginya kecepatan susukan internet, maka aplikasi chat terus diperluas sehingga komunikasi tidak hanya terjalin melalui goresan pena namun juga melalui bunyi (teleconference), bahkan melalui gambar dan bunyi sekaligus (videoconference).
*** Aplikasi-apliakasi diatas bahwasanya ialah aplikasi dasar yang paling umum digunakan dalam internet. Selain aplikasi-aplikasi tersebut, masih ada lusinan aplikasi lainnya yang memanfaatkan jaringan internet, baik aplikasi yang sering maupun jarang dipergunakan. Teknologi internet sendiri terus berkembang sehingga aplikasi gres terus bermunculan. Disamping itu, aplikasi-aplikasi yang telah ada masih terus dikembangkan dan disempurnakan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.

Interaksi Secara Elektronis
Akhir-akhir ini, kita cenderung semakin bersahabat dengan istilah-istilah semacam e-Commerce, e-Banking, e-Government, e-Learning, dan sebagainya. Huruf "E" disini mengacu pada kata "Electronic", tapi ludang kecepeh banyak digunakan dalam konteks internet. Jadi, istilah-istilah tersebut bisa dibaca sebagai Electronic Commerce, Electronic Government, Electronic Banking, atau Electronic Learning.
Dalam bab ini, kita akan membahas secara sepintas ihwal hal-hal yang berkaitan dengan istilah-istilah diatas. Dalam kenyataannya, hal-hal tersebut jauh ludang kecepeh kompleks sehingga mustahil dibahas secara rinci dalam halaman ini.

E-Commerce
Dari namanya, kita sudah bisa menebak kalau ini berkaitan dengan acara yang bersifat komersial. Tidak salah memang, lantaran istilah e-commerce yang akan kita bahas ini memang mengacu pada acara komersial di internet. Contoh paling umum dari acara e-commerce tentu saja ialah aktifitas transaksi perdagangan melalui sarana internet. Dengan memanfaatkan e-commerce, para penjual (merchant) sanggup menjajakan produknya secara lintas negara lantaran memang sifat internet sendiri yang tidak mengenal batasan geografis. Transaksi sanggup berlangsung secara real time dari sudut mana saja di dunia asalkan terhubung dalam jaringan internet.
Umumnya transaksi melalui sarana e-commerce dilakukan melalui sarana suatu situs web yang dalam hal ini berlaku sebagai semacam etalase bagi produk yang dijajakan. Dari situs web ini, para pembeli (customer) sanggup melihat bentuk dan spesifikasi produk bersangkutan tidak ada yang kurang dengan harga yang dipatok. Berikutnya, apabila si calon pembeli tertarik, maka ia sanggup melaksanakan transaksi pembelian di situs tersebut dengan sarana kartu kredit. Berbeda dengan transaksi kartu kredit pada umumnya yang memakai peralatan khusus, transaksi kartu kredit di internet cukup dilakukan dengan memasukkan nomor kartu kredit beserta waktu kadaluwarsanya pada formulir yang disediakan.
Di tahap selanjutnya, jadwal di server e-commerce akan melaksanakan dibuktikan terhadap nomor kartu kredit yang diinputkan. Apabila nomor kartu yang dimasukkan valid, maka transaksi dianggap sah dan barang yang dipesan akan dikirimkan ke alamat pembeli. Tentu saja sebelumnya ketika mengisi formulir pemesanan, calon pembeli telah mengisikan alamat tidak ada yang kurang kemana barang yang akan dibelinya harus dikirimkan. Harga barang yang dibeli kemudian akan dimasukkan dalam rekening tagihan dari kartu kredit yang digunakan.
Aktifitas e-commerce bahwasanya bukan melulu berkisar pada perjuangan perdagangan. Kalau kita rajin menjelajahi situs-situs web, kita bisa menjumpai aneka perjuangan yang pada pada dasarnya berusaha mengeduk laba dari lalu-lintas susukan internet. Ambil pola situs lelang online di www.ebay.com yang demikian populer, juga situs penyedia jasa yang mengutip bayaran untuk netters yang ingin memakai layanannya. Tidak ketinggalan pula situs-situs khusus dewasa. Bahkan untuk yang terakhir ini justeru disebut-sebut sebagai penggagas dari bisnis e-commerce.
Seperti halnya acara bisnis konvensional, iklan juga memegang peranan penting dalam e-commerce. Para pengelola situs web banyak mendapatkan pemasukan dari iklan yang ditayangkan di situs web yang dikelolanya (umumnya berbentuk iklan banner atau popup window). Tengok saja Yahoo atau DetikCom sebagai pola dimana tiap halamannya selalu dijejali oleh banner iklan yang mencolok mata. Wajar saja, lantaran dari sanalah sumber pembiayaan layanan (plus sumber keuntungan) mereka berasal.
Tapi dengan makin banyaknya situs web yang muncul juga berarti semakin ketatnya persaingan. Menjaring iklan di sebuah situs web tentu saja tidak gampang. Para pemasang iklan umumnya hanya berminat memasang iklannya pada situs dengan trafik kunjungan yang tinggi. Itu artinya para pengelola situs harus berusaha memancing sebanyak mungkin pengunjung ke situs mereka. Caranya tentu saja dengan memajang content yang bermacam-macam sehingga pengunjung bisa betah berlama-lama di situsnya--syukur-syukur kalau mereka akan balik lagi di kesempatan memberikankut atau ludang kecepeh baik lagi apabila hingga menjadi pengunjung setia.
Sayangnya mengundang pengunjung dengan cara ini terang butuh perjuangan dan biaya yang tidak sedikit, sementara itu dampak dan imbastifitas pemasangan banner iklan di situs web sendiri bahwasanya masih diragukan. Para pengunjung situs web umumnya tiba dengan tujuan untuk mencari informasi sehingga kemungkinan besar tidak sempat melirik ke banner-banner yang terpajang di situs web bersangkutan. Alih-alih memperhatikan, para pengunjung kerap malahan merasa terganggu dengan adanya banner iklan di sebuah halaman web. Walhasil banyak situs web yang tidak bisa membiayai operasionalnya lantaran pemasukan dari iklan ternyata tidak bisa mengimbangi besarnya modal yang dikucurkan. Karena itulah beberapa waktu terakhir ini kita banyak melihat situs web komersial (dikenal sebagai 'DotCom') yang bertumbangan

E-Banking
Electronic Banking, atau e-banking mampu diartikan sebagai aktifitas perbankan di internet. Layanan ini memungkinkan nasabah sebuah bank sanggup melaksanakan hampir tiruana jenis transaksi perbankan melalui sarana internet, khususnya via web. Mirip dengan penggunaan mesin ATM, lewat sarana internet seorang nasabah sanggup melaksanakan aktifitas pengecekan rekening, transfer dana antar rekening, hingga pembayaran tagihan­tagihan rutin bulanan (listrik, telepon, dsb.) melalui rekening banknya. Jelas banyak laba yang bisa didapatkan nasabah dengan memanfaatkan layanan ini, terutama bila dilihat dari waktu dan tenaga yang sanggup dihemat lantaran transaksi e-banking jelas bebas antrian dan sanggup dilakukan dari mana saja sepanjang nasabah sanggup terhubung dengan jaringan internet.
Untuk sanggup memakai layanan ini, seorang nasabah akan dibekali dengan login dan isyarat susukan ke situs web dimana terdapat kemudahan e-banking milik bank bersangkutan. Selanjutnya, nasabah sanggup melaksanakan login dan melaksanakan aktifitas perbankan melalui situs web bank bersangkutan.
E-banking sebenarnya bukan barang gres di internet, tapi di Indonesia sendiri, gres beberapa tahun belakangan ini marak diaplikasikan oleh beberapa bank papan atas. Konon ini berkaitan dengan keamanan nasabah yang tentunya menjadi perhatian utama dari para pengelola bank disamping dilema infrastruktur bank bersangkutan.
Keamanan memang merupakan gosip utama dalam e-banking karena sebagaimana acara lainnya di internet, transaksi perbankan di internet juga rawan terhadap pengintaian dan penyalahgunaan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung tpendapat. Sebuah situs e-banking diwajibkan untuk memakai sesuai ketentuan keamanan yang sangat ketat untuk menjamin bahwa setiap layanan yang mereka sediakan hanya dimanfaatkan oleh mereka yang memang betul-betul berhak. Salah satu teknik pengamanan yang sering dugunakan dalam e-banking ialah melalui SSL (Secure Socket Layer) maupun lewat protokol HTTPS (Secure HTTP).

E-Government
Istilah ini gres kedengaran beberapa waktu belakangan ini, seiring dengan maraknya pemanfaatan teknologi internet dalam bidang pemerintahan. Walaupun namanya e­governmet, tapi jangan dalam angan ini ialah sistem pemerintahan yang sepenuhnya berbasis internet. E-government, khususnya di Indonesia, masih diartikan secara sempit sebagai sebuah sistem di internet (entah web, alamat email kontak, atau milis) yang mengeksploitir potensi di suatu tempat dengan maksud mengundang pihak-pihak yang mungkin sanggup memmemberikankan laba bagi tempat bersangkutan, entah itu sebagai investor atau turis.
Kalau kita menengok ke situs-situs pemerintah tempat di Indonesia yang mengaku sebagai "e-government", bahwasanya tidak ubahnya dengan etalase yang memajang data statisik, potensi wisata, dan kekayaan alam suatu daerah, dan tidak ketinggalan pula kesempatan (baca: undangan) bagi para investor untuk menanamkan modalnya di tempat bersangkutan. Content yang berkaitan dengan pemerintahan (government) sendiri malahan tidak menerima perhatian yang cukup.
Ini mungkin hanya dilema istilah, tapi rasanya cukup mengganggu juga, khususnya kalau dibandingkan dengan aktifitas elektronik lainnya di internet yang memang betul­betul mengacu ke namanya. Namun demikian, memperringan dan sepele-memperringan dan sepelean kita juga sedang menuju ke arah yang ludang kecepeh maju dalam hal pemanfaatan internet untuk keperluan pemerintahan sehingga kelak slogan e-government ini betul-betul diaplikasikan secara utuh dan bukannya sekedar sebagai "etalase" potensi tempat ibarat yang kini kita saksikan.
Salah satu pola penerapan e-Government dalam artian sesungguhnya sanggup dijumpai di negara tetangga kita, Singapura. Untuk penerapan e-Governement di negaranya, pemerintah Singapura telah menjalankan proyek ambisius yang disebut eGAP (Electronic Government Action Plan). Proyek yang setiap tahapnya menyedot anggaran sebesar US$ 743 juta ini bertujuan untuk mewujudkan pelayanan publik secara online di negara tersebut.
Tahap pertama proyek ini telah berhasil membangun 1600 layanan publik secara online. Layanan ini tidak hanya memmemberikan informasi, tetapi juga sanggup melaksanakan transaksi semacam memesan kemudahan olahraga, mendaftarkan perusahaan, menciptakan paspor baru, dan sebagainya. Program ini telah berhasil menciptakan 75 persen penduduk Singapura mulai berkomunikasi dengan birokrasi secara online via internet. Dalam proyek eGAP tahap II yang dimulai pada tahun 2003, pemerintah negara pulau tersebut mengharapkan 90 persen warga negaranya sanggup berkomunikasi secara online pada 2006 nanti.

e-Learning
Istilah e-Learning sanggup didefinisikan sebagai sebuah bentuk penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Definisi e-Learning sendiri bahwasanya sangat luas, bahkan sebuah portal informasi ihwal suatu topik (seperti halnya situs ini) juga sanggup tercakup dalam e-Learning ini. Namun istilah e-Learning ludang kecepeh tepat ditujukan sebagai perjuangan untuk menciptakan sebuah transformasi proses belajar­mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi Internet.
Dalam teknologi e-Learning, tiruana proses belajar-mengajar yang biasa ditemui dalam sebuah ruang kelas, dilakukan secara live namun virtual, artinya dalam ketika yang sama, seorang guru mengajar di depan sebuah komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan para siswa mengikuti pelajaran tersebut dari komputer lain di tempat yang berbeda. Dalam hal ini, secara pribadi guru dan siswa tidak saling berkomunikasi, namun secara tidak pribadi mereka saling memberikannteraksi pada waktu yang sama.
Semua proses belajar-mengajar hanya dilakukan di depan sebuah komputer yang terhubung ke jaringan internet, dan tiruana kemudahan yang yang biasa tersedia di sebuah sekolah sanggup tergantikan fungsinya hanya oleh hidangan yang terpampang pada layar monitor komputer. Materi pelajaran pun sanggup diperoleh secara pribadi dalam bentuk file-file yang sanggup di-download, sedangkan interaksi antara guru dan siswa dalam bentuk pemmemberikanan kiprah sanggup dilakukan secara ludang kecepeh intensif dalam bentuk lembaga diskusi dan email.
Pemanfaatan e-Learning membuahkan beberapa keuntungan, diantaranya dari segi finansial dengan berkurangnya biaya yang diharapkan untuk mengimplementasikan sistem secara keseluruhan jikalau dibandingkan dengan biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan bangunan sekolah beserta seluruh perangkat pendukungnya, termasuk pengajar. Dari sisi peserta didik, biaya yang diharapkan untuk mengikuti sekolah konvensional, contohnya transportasi, pembelian buku, dan sebagainya sanggup dikurangi, namun sebagai gantinya diharapkan biaya susukan internet. Dari sisi penyelenggara, biaya pengadaan e-Learning sendiri sanggup direduksi, disamping jumlah peserta didik yang sanggup ditampung jauh meludang kecepehi yang sanggup ditangani oleh metode konvensional dalam kondisi geografis yang ludang kecepeh luas.
Namun, dibalik segala keludang kecepehan yang ditawarkan, penerapan e-Learning, khususnya di Indonesia masih menyimpan masalah, antara lain pada keterbatasan susukan internet serta kurangnya pemahaman masyarakat akan teknologi internet. e-Learning juga kurang cocok untuk digunakan pada level pendidikan dasar dan menengah, khususnya lantaran rintangan memperkenalkan. Seperti kita ketahui, tujuan acara belajar-mengajar di sekolah bukan hanya untuk menimba ilmu pengetahuan, melainkan juga melatih anak untuk bermemperkenalkan dengan sobat sebaya maupun lingkungan di luar rumah. Hal semacam ini tidak bisa didapati dalam sekolah maya via e-Learning. Disamping itu, sistem berguru jarak jauh sangat mensyaratkan kemandirian, sehingga ludang kecepeh cocok untuk diterapkan pada lembaga pendidikan tinggi maupun kursus.
 ***
Disamping beberapa sampel diatas, kita akan menjumpai ludang kecepeh banyak lagi "e-e" lainnya di intenet sebagai konsekuensi dari semakin banyaknya aktifitas di dunia nyata yang sanggup dipindahkan dalam bentuk elektronis di internet. Namun demikian, kiranya kita tiruana oke bahwa tidak seluruh acara insan sanggup ditransformasikan kedalam bentuk elektronis. Manusia pada dasarnya ialah mahluk sosial, dan karenanya mempunyai naluri untuk bermemperkenalkan secara normal. Kebutuhan memperkenalkan semacam ini hanya bisa dipuaskan melalui interaksi secara manusiawi, bukan melalui perangkat elektronik, seberapapun majunya tingkat perkembangan teknologi yang telah dicapai.

Cybercrime
Sebagaimana di dunia nyata, internet sebagai dunia maya juga banyak mengundang tangan-tangan kriminal dalam beraksi, baik untuk mencari laba materi maupun sekedar untuk melampiaskan keisengan. Hal ini memunculkan fenomena khas yang sering disebut cybercrime (kejahatan di dunia cyber).
Dalam lingkup cybercrime, kita sering menemui istilah hacker. Penggunaan istilah ini dalam konteks cybercrime sebenarnya kurang tepat. Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Besarnya minat yang dimiliki seorang hacker dapat mendorongnya untik mempunyai kemampuan penguasaan sistem yang diatas rata-rata kebanyakan pengguna. Jadi, hacker sebenarnya mempunyai konotasi yang netral. Adapun mereka yang sering melaksanakan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut sebagai cracker (terjemahan bebas: pembobol). Boleh dibilang para craker ini bahwasanya ialah hacker yang memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal yang negatif.
Aktifitas cracking di internet mempunyai lingkup yang sangat luas, mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, membuatkan virus hingga pelumpuhan sebuah incaran sasaran. Tindakan yang terakhir disebut ini dikenal sebagai DoS (Denial of Services). Dibandingkan modus lain, DoS termasuk yang paling berbahaya lantaran tidak hanya sekedar melaksanakan pencurian maupun perusakan terhadap data pada sistem milik orang lain, tetapi juga merusak dan melumpuhkan sebuah sistem.
Salah satu aktifitas cracking yang paling dikenal ialah pembajakan sebuah situs web dan kemudian mengganti tampilan halaman mukanya. Tindakan ini biasa dikenal dengan istilah deface. Motif tindakan ini bermacam-macam, mulai dari sekedar iseng menguji "kesaktian" ilmu yang dimiliki, persaingan bisnis, hingga motif politik. Kadang-kadang, ada juga cracker yang melaksanakan hal ini semata-mata untuk memperlihatkan kelemahan suatu sistem kepada eksekutif yang mengelolanya.
Aktifitas destruktif lain yang bisa dikatagorikan sebagai cybercrime adalah penyebaran virus (worm) melalui internet. Kita tentu masih ingat dengan kasus virus Melissa atau I Love You yang cukup mengganggu pengguna email bebereapa tahun lalu. Umumnya tidakan ini bermotifkan iseng. Ada kemungkinan pelaku mempunyai talenta "psikopat" yang mempunyai pujian apabila berhasil melaksanakan tindakan yang menciptakan banyak orang merasa terganggu atyau tidak aman.

Cybercrime atau Bukan?
Tidak tiruana cybercrime dapat pribadi dikatagorikan sebagai kejahatan dalam artian yang sesungguhnya. Ada pula jenis kejahatan yang masuk dalam "wilayah abu-abu". Salah satunya ialah probing atau portscanning. Ini ialah sebutan untuk semacam tindakan pengintaian terhadap sistem milik orang lain dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari sistem yang diintai, termasuk sistem operasi yang digunakan, port-port yang ada, baik yang terbuka maupun tertutup, dan sebagainya. Kalau dianalogikan, acara ini ibarat dengan maling yang melaksanakan survey terludang kecepeh berlalu dan silam terhadap target yang dituju. Di titik ini pelakunya tidak melaksanakan tindakan apapun terhadap sistem yang diintainya, namun data yang ia dapatkan akan sangat memberi manfaat untuk melaksanakan agresi sesungguhnya yang mungkin destruktif.
Juga termasuk kedalam "wilayah abu-abu" ini ialah kejahatan yang bekerjasama dengan nama domain di internet. Banyak orang yang melaksanakan semacam acara "percaloan" pada nama domain dengan membeli domain yang ibarat dengan merek dagang atau nama perusahaan tertentu dan kemudian menjualnya dengan harga tinggi kepada pemilik brand atau perusahaan yang bersangkutan. Kegiatan ini diistilahkan sebagai cybersquatting. acara lain yang hampir ibarat dikenal sebagai typosquatting, yaitu menciptakan nama domain "pelesetan" dari domain yang sudah populer. Para pelaku typosquatting berharap sanggup mengeduk laba dari pengunjung yang tersasar ke situsnya lantaran salah mengetik nama domain yang dituju pada browsernya.
Selain tindak kejahatan yang membutuhkan kemampuan teknis yang memadai, ada juga kejahatan yang memakai internet hanya sebagai sarana. Tindak kejahatan semacam ini tidak layak digolongkan sebagai cybercrime, melainkan murni kriminal. Contoh kejahatan semacam ini ialah carding, yaitu pencurian nomor kartu kredit milik orang lain untuk digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. Juga pemanfaatan media internet (webserver, mailing list) untuk membuatkan material bajakan.
Pengiriman email anonim yang memberikansi promosi (spamming) juga sanggup dimasukkan dalam pola kejahatan yang memakai internet sebagai sarana. Di beberapa negara maju, para pelaku spamming (yang diistilahkan sebagai spammer) sanggup dituntut dengan tuduhan pelanggaran privasi.
Jenis-jenis cybercrime maupun kejahatan yang memakai internet sebagai sarana ditengarai akan makin bertambah dari waktu ke waktu, tidak hanya dari segi jumlah maupun kualitas, tetapi juga modusnya. Di beberapa negara maju dimana internet sudah sangat memasyarakat, telah dikembangkan undang-undang khusus yang mengatur ihwal cybercrime. UU tersebut, yang disebut sebagai Cyberlaw, biasanya memuat regulasi-regulasi yang harus dipatuhi oleh para pengguna internet di negara bersangkutan, tidak ada yang kurang dengan perangkat aturan dan terhukum bagi para pelanggarnya.
Namun demikian, tidak memperringan dan sepele untuk bisa menjerat secara aturan pelaku cybercrime. Tidak ibarat internet yang tidak mengenal batasan negara, maka penerapan cyberlaw masih terrintangan oleh batasan yurisdiksi. Padahal, seorang pelaku tidak perlu berada di wilayah aturan negara bersangkutan untuk melaksanakan aksinya.
Sebagai contoh, bagaimana cara untuk menuntut seorang hacker, katakanlah berkebangsaan Portugal, yang membobol sebuah situs Indonesia yang servernya ada di Amerika Serikat, sementara sang hacker sendiri melaksanakan aksinya dari Australia. Lantas, perangkat aturan negara mana yang harus digunakan untuk menjeratnya? Belum lagi adanya banyaknya "wilayah abu-abu" yang tidak ringan dan sepele dikatagorikan apakah sebagai kejahatan atau bukan, menciptakan Cyberlaw masih belum sanggup diterapkan dengan dampak dan imbastifitas yang paling bagus.

Pemanfaatan Internet
Dewasa ini, penggunaan internet telah merasuk pada hampir tiruana aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan, bahkan keagamaan. Pendeknya apa saja yang sanggup terpikirkan!
Kita sanggup mengetahui memberikanta-memberikanta teraktual hanya dengan mengklik situs-situs memberikanta di web. Demikian pula dengan kurs mata uang atau perkembangan di lantai bursa, internet sanggup menyajikannya ludang kecepeh cepat dari media manapun.
Para akdingin dan damaiisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Aneka referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi perlu mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai materi untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Cukup dengan memanfaatkan search engine, materi-materi yang relevan sanggup segera ditemukan.
Selain menghemat tenaga dalam mencarinya, materi-materi yang sanggup ditemui di internet cenderung ludang kecepeh up-to-date. Buku-buku teks konvensional mempunyai rentang waktu antara proses penulisan, penerbitan, hingga ke tahap pemasaran. Kalau ada perbaikan maupun tambahan, itu akan dimuat dalam edisi cetak ulangnya, dan itu terang membutuhkan waktu. Kendala semacam ini nyaris tidak ditemui dalam publikasi materi ilmiah di internet mengingat meng-upload sebuah halaman web tidaklah setidak ringan dan sepele menerbitkan sebuah buku. Akibatnya, materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet cenderung ludang kecepeh faktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku konvensional.
Keludang kecepehan sarana internet yang tidak mengenal batas geografis juga menyebabkan internet sebagai sarana yang ideal untuk melaksanakan acara berguru jarak jauh, baik melalui kursus tertulis maupun perkuliahan. Tentu saja ini menambah panjang daftar laba bagi mereka yang memang ingin maju dengan memanfaatkan sarana internet.
Internet juga berperan penting dalam dunia ekonomi dan bisnis. Dengan tiba nya e-commerce, acara bisnis sanggup dilakukan secara lintas negara tanpa pelakunya perlu beranjak dari ruangan tempat mereka berada. Internet juga merambah bidang keagamaan, bidang yang biasanya jarang mengadaptasi perkembangan teknologi. Disini internet dimanfaatkan untuk sarana dakwah maupun diskusi-diskusi keagamaan. Di Indonesia, jaringan-jaringan ibarat Isnet (Islam) maupun ParokiNet (Katolik) telah usang beroperasi dan memmemberikankan manfaat yang besar bagi umat. Kegiatan sosial ibarat pengumpulan zakat dan Infaq sanggup dilaksanakan secara cepat melalui sarana internet.
Bagi mereka yang gemar bermemperkenalkan atau mencari sahabat, internet mengatakan berjuta kesempatan. Baik melalui email maupun chatroom, para pengguna internet sanggup menjalin komunikasi dengan rekan-rekannya di segala penjuru dunia dalam waktu singkat dan biaya yang relatif murah. Apabila dalam surat menyurat konvensional yang memakai jasa pos, sebuah surat bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu dalam perjalanan lintas benua, maka sebuah email hanya membutuhkan hitungan detik untuk sanggup menjangkau segala sudut dunia.
Biaya komunikasi lintas benua sanggup ludang kecepeh ditekan lagi. Dengan tiba nya teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol), pengguna telepon tidak lagi perlu mengeluarkan biaya sambungan telepon internasional yang sangat mahal untuk menghubungi kolega atau keluarga di luar negeri. Teknologi ini memungkinkan kita melaksanakan percakapan telepon internasional dengan ongkos yang hanya sedikit ludang kecepeh mahal dari biaya pulsa telepon lokal.
Bagi yang berniat mencari hiburan, internet mengatakan pilihan yang berlimpah. Dengan memanfaatkan game server, seseorang sanggup bermain game bersama lawan dari negara lain melalui jaringan internet. Pecinta musik juga semakin dimanja dengan tiba nya klip­klip MP3 dari lagu-lagu kegemaran. Bagi yang haus akan informasi dari dunia entertainment, internet ialah nirwana dengan berlimpahnya situs-situs web para artis, baik nasional maupun internasional.
Sebagaimana hal-hal lain di dunia, internet selain mengatakan manfaat, juga menyimpan mudharat. Berlimpahnya informasi yang tersedia dari bermacam-macam sumber menciptakan para netters harus jeli dalam memilah-milah. Maklum, lantaran sifatnya yang bebas, maka tidak tidak ringan dan sepele bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung tpendapat untuk memajang informasi yang menyesatkan, atau bahkan yang menjurus ke arah fitnah. Tidak tiruana informasi yang didapat melalui sarana internet terjamin akurasinya. Dalam hal ini, para pengguna internet sangat dituntut kejeliannya biar tidak terlampau memperringan dan sepele percaya terhadap informasi-informasi yang tidak jelas, baik sumber maupun terpercaya penyedianya.
Pembajakan karya intelektual juga merupakan salah satu ekses negatif dalam penggunaan internet. Tahukan anda bahwa format musik MP3 yang terkenal itu hampir tiruananya ilegal? Dan materi ilegal semacam ini sanggup dengan memperringan dan sepele menyebar berkat "jasa" internet.
Disamping contoh-contoh diatas, masih tak terhitung lagi sisi gelap dari penggunaan internet. Tidak heran, beberapa negara yang terhitung "konservatif", ibarat Arab Saudi dan China, membatasi secara ketat susukan internet bagi warganya.
Kememperringan dan sepelean dan kenyamanan dalam berkomunikasi via internet juga ditengarai menciptakan banyak netters kehilangan kesempatan, bahkan kemampuan, untuk berkomunikasi secara personal. Mereka karam dalam keasyikan ber-chatting atau ber-email dengan sobat di dunia maya hingga melupakan memperkenalkan di dunia nyata.
Terlepas dari segala ekses negatif tersebut, internet tetaplah hanya sekedar sarana. Ia hanyalah alat, bukan tujuan. Di tangan para penggunanyalah internet sanggup memmemberikankan manfaat atau malahan justeru mudharat.


Advertisement

Iklan Sidebar